Bismillah, Assalamualaikum semuanyaa! Balik lagi bersama gua yang sudah sejak lama nggak nulis nih di blog sederhana ini. Karena akhir-akhir ini lebih banyak bikin microblog di Linkedin, hehe. Di kesempatan ini, izinkan gua untuk membawakan bahasan yang sedikit berat, hehe. Tulisan kali ini edisi refleksi diri sebagai seorang manusia. Seorang manusia yang tentu jauh dari kata sempurna. Makhluk yang paling seneng kalo dikasih rasa bangga, padahal apa yang diperbuat belum seberapa. Yup, kita sebagai seorang manusia tentu nggak hidup di dunia cuma buat sekadar bernyawa, lalu kemudian mati. Manusia hidup dengan melalui berbagai tahapan dan pencapaian. Di setiap tahapan, kita pasti bakal dihadapkan pada berbagai pilihan. Namun, ga semua manusia dianugerahi kemampuan buat nentuin pilihannya sendiri. Kadang, udah berhasil jalanin pilihan hidupnya sendiri aja masih suka ga yakin, terus minta pendapat sana-sini. "Kira-kira udah pas belum yaa?", "Orang lain pada seneng ga yaa?&qu
Assalamualaikum warohmatulloohi wabarokaatuh. Selamat menjalani hari sesuai zona waktu di manapun manteman berada! Udah lama banget cuy gua ga nulis di sini. Terakhir tuh bulan maret kalo ga salah. Kali ini, gua pengen coba berbagi starter pack buat manteman yang kepengen jadi QA Analyst . Gausah panjang kali lebar kali tinggi, nanti jadi volume. Jiaaahahaha! Langsung aja disimak. 1. Be a fast learner! Pengen jadi QA, tapi bukan anak IT.. Gausah takut, selagi manteman punya jiwa seorang fast learner, ga akan susah kok ke depannya. Ini ga cuma berlaku buat kerjaan sebagai QA Analyst loh yaa. Apapun itu, walapun posisinya sama, tiap kantor pasti punya cara kerja yang beda-beda. Kali ini, gua pengen kupas dari sudut pandang sebagai seorang QA Analyst. Pertama, yang kudu kita pelajarin itu adalah urutan dari Software Development Life Cycle (SDLC) yang diterapin di kantor. Atau, kalo temen-temen baru mau terjun, pelajarin aja dulu pakem secara umumnya. In general, SDLC itu urut